AWAL MULA VIRUS CORONA
Dilihat dari sejarahnya, virus corona pertama kali
diidentifikasi sebagai penyebab flu biasa pada tahun 1960. Hingga sampai tahun
2002, virus itu belum dianggap fatal. Tetapi, pasca adanya Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China, para pakar mulai berfokus pada
penyebab dan menemukan hasil apabila wabah ini diakibatkan oleh bentuk baru
corona.
Pada tahun 2012, terjadi pula wabah yang mirip yakni Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah. Dari kedua peristiwa itulah
diketahui bahwa corona bukan virus yang stabil serta mampu berdaptasi menjadi
lebih ganas, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sejak itulah, penelitian
terhadap corona semakin berkembang.Di lansir dari halaman tribunnew.com
Munculnya
jenis baru corona
Prof Soewarno yang
juga Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga
tersebut berpendapat bahwa virus corona jenis baru atau Novel Corona Virus
( 2019-nCoV ) yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan sebuah
hal baru, melainkan hasil dari mutasi. Virus itu serupa dengan corona yang
menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.
Virus
corona sendiri terbagi menjadi empat jenis genus, yakni:
1.
Alpha coronavirus
2.
Beta coronavirus
3.
Gamma coronavirus
4.
Delta coronavirus
Namun, virus corona
yang menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan genus beta (paling
berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang hewan adalah genus delta
serta genus gamma.
"Dulunya,
virus corona ini hanya bisa menginfeksi
antar binatang atau antar manusia saja. Tetapi dengan adanya proses mutasi,
memungkinkan untuk menginfeksi makhluk hidup lain."
Dari sejumlah pemberitaan yang beredar, penyebaran 2019-nCoV, diduga memiliki keterkaitan dengan aktivitas sejumlah masyarakat dalam mengonsumsi satwa liar seperti tikus, kelelawar, curut, karnivora, dan primata. Meskipun masih terdapat polemik mengenai perihal penyebab pasti dari 2019-nCoV, baik pakar maupun otoritas kesehatan terus bergerak untuk melakukan penelitian lebih lanjutan maupun penanganan terkait virus ini.
"Berbeda dengan virus corona yang beredar sebelumnya,
dimana SARS-Cov berasal dari kelelawar, sementara MERS-Cov ditularkan oleh
unta. Sejauh ini, diperoleh beberapa
kesimpulan bahwa 2019-ncov, mengalami mutasi pada kelelawar, lalu
berlanjut ke ular, dan berakhir masuk ke manusia. Karena itu, masyarakat
disarankan untuk menghindari konsumsi satwa liar," ujar Prof. Soewarno
Selain itu, kelelawar juga dapat membawa virus dari beberapa jenis, seperti halnya lyssavirus, coronavirus, adenivirus, dan paramyxovirus, yang ditularkan melalui gigitan atau air liur. Jika hal itu terjadi, maka akan berbahaya bagi manusia,"
Upaya
pencegahan
Tak hanya menyebar melalui satwa liar, 2019-nCoV juga menginfeksi
antar manusia melalui batuk maupun bersin. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau
ikut mencegah penyebaran virus ini, antara lain dengan:
1.
Menjaga imunitas Tubuh dengan konsumsi makanan sehat
dan bergisi serta olahraga yang seimbang
2.
Menjaga lingkungan
3.
Menggunakan masker saat berada di ruang terbuka
4.
Mengolah makanan dengan tepat
5.
Jangan konsumsi satwa liar
6.
Segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti
sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas.
Agar tak tertular, maka masyarakat harus:
1.
Menghindari kontak jarak dekat atau kerumunan
2.
Menggunakan alat pelindung diri (APD)
3.
Sering mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan
orang lain
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Sejarah Virus Corona, Identifikasi Sejak
1960, Jadi Bentuk Mematikan Seperti SARS, MERS dan COVID-19, https://manado.tribunnews.com/2020/03/06/sejarah-virus-corona-identifikasi-sejak-1960-jadi-bentuk-mematikan-seperti-sars-mers-dan-covid-19. Editor: Rizali Posumah
Komentar
Posting Komentar